Waspada Sapi Gelonggongan Jelang Iduladha, Daniel Johan Dorong Pemerintah Masifkan Edukasi Soal Hewan Kurban

04-06-2025 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan. Foto: dok/Andri

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan mendorong pemerintah untuk meningkatkan edukasi mengenai hewan kurban sekaligus menindak tegas para penjual hewan kurban yang nakal. Tidak henti, ia juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap maraknya penjualan sapi gelonggongan di tengah lonjakan permintaan hewan kurban menjelang Hari Raya Iduladha.

 

"Menjelang Hari Raya Iduladha, lonjakan penjualan seperti sapi dan kambing membuka celah bagi praktik curang di lapangan. Praktik ini bukan hanya merugikan konsumen dari sisi ekonomi, tapi juga mengancam kesehatan publik," kata Daniel melalui rilis media yang dikutip Parlementaria di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

 

Perlu diketahui, salah satu modus yang kerap terjadi mendekati lebaran kurban adalah penjualan sapi gelonggongan, yakni sapi yang dipaksa minum air berlebih agar bobotnya tampak lebih berat saat ditimbang. Ia menilai, pemerintah daerah (pemda) belum responsif menghadapi persoalan hewan kurban gelonggongan, padahal fenomena ini selalu berulang setiap tahun.

 

"Pemda khususnya dinas peternakan dan dinas kesehatan hewan harus mengambil langkah konkret, dalam menghadapi praktik penipuan ini," tegasnya.

 

Lebih lanjut, Legislator dari Dapil Kalimantan Barat I itu menyebut sapi gelonggongan bukan sekadar persoalan moral pedagang, tapi masalah sistem pengawasan. Terlebih hewan yang dipaksa minum air dalam jumlah besar mengalami stres metabolik dan kerusakan organ yang membuat dagingnya cepat rusak dan tidak layak konsumsi.

 

"Bagi anak-anak, lansia, atau mereka yang memiliki masalah kesehatan, mengonsumsi daging seperti ini berisiko tinggi menimbulkan gangguan pencernaan bahkan infeksi," tutur Daniel.

 

Sebagai informasi, praktik sapi gelonggongan sangat bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan serta syariat penyembelihan dalam Islam. Mengutip pernyataan Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Dr drh Denny Widaya Lukman, praktik gelonggongan dinilai sangat menyiksa hewan sejak sebelum disembelih.

 

Sapi gelonggongan biasanya diminumkan air secara paksa melalui mulut menggunakan selang 1-2 jam sebelum disembelih sehingga bobot daging sapi gelonggongan jadi meningkat hingga 20-40 persen. Ciri-ciri sapi gelonggongan diantaranya perut tampak membesar, tampak lemah, bahkan sampai tidak bisa berdiri. Setelah disembelih, permukaan daging sapi gelonggongan akan tampak basah.

 

Jika digantung, daging gelonggongan juga meneteskan sedikit air kendati sulit dicek secara kasat mata. Namun, daging gelonggongan sulit diidentifikasi jika sudah dibekukan. Untuk itu, masyarakat disarankan memilih daging dalam kemasan berlabel sehingga kualitasnya lebih terjamin.

 

Adapun bahaya mengkonsumsi daging sapi gelonggongan, salah satunya berisiko menyebabkan keracunan. Sebab, daging sapi gelonggongan memiliki kandungan air tinggi, cepat busuk, dan rentan terkontaminasi patogen, yaitu mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur yang bisa menyebabkan infeksi dan penyakit. (hal/um)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...